Saturday, March 1, 2014

Kisah Ibrahim Asy-Syahid dan Ibunya

            Dikisahkan oleh para ahli sejarah, bahwa musuh telah melanggar batas sebuah negeri Islam. Lalu Abdul Wahid bin Zaid(Abu Ubaid), seorang khatib di Basrah, mengajak orang-orang untuk berjihad. Ia memaparkan berbaggai kenikmatan surga, dan juga menjelaskan sifat bidadari yang ada di dalamnya. Ia pun bersyair:
"Ia adalah cerahnya fajar yang tenang namun riang
Diciptakan dari setiap sesuatu yang istimewa
Apakah kau tahu, sang peminang mendengarkannya,
Duhai kekasih, tidaklah aku lebih suka kepada selainnya,
jangan sekali-kali kamu menyerupai orang yang bersungguh-sungguh mendapatkannya
Melamae diriku namun penuh kelalaian. Sehingga orang-orang akan mengejeknya
perbaiki(dirimu). Duhai andai ditolak darinya. Ketika piala itu diterbangkan bergilir. Lalu berakhir ketika hajatnya selesai. Setelah lari tak terkendali. Sesungguhnya yang melamar diriku adalah yang berusaha terus-menerus."
          Syair tersebut mampu mendongkrak semangat kaum Muslimin untuk bersegera meraih surga. Diiringi tangis haru, mereka pun berangkat berjihad fi sabilillah. Lalu ada seorang wanita tua renta yang keluar dari kerumunan wanita datang menemui Abu Ubaid. Wanita itu bernama Ummu Ibrahim Al-Bashriyah.
Ia berkata, "wahai Abu Ubaid, apakah engkau mengenal anakku Ibrahim? Ia telah dilamar oleh petinggi Basrah untuk dijodohkan dengan anak perempuannya, tetapai ku tolak. Namun, sekarang demi Allah aku tertarik dengan bidadari yang kau sebutkan tadi.  Aku rela jika bidadari itu yang menjadi pengantin bagi anakku. Maka ulangiilah sifat yang kau ucapkan tadi agar ia tertarik padanya.
Lalu Abu Ubaid pun bertutur,
"Jika rembulan telah sempurna di malam hari, kau lihat ia memiliki keiistimewaan yang jelas dari rembulan itu.
senyumnya menyibak gigi yang indah, laksana mutiara yang terpendam di kedalaman samudera.
Andai alas kaki yang dipakai menginjak kerikil, niscaya akan tumbuh bunga daripadanya.
Kau bisa mengikat punggungnya, yang laksana dahan raihan berdaun hijau lebat.
Kalau saja ludahnya yang manis itu jatuh ke laut, niscaya air laut itu menjadi minuman yanng baik bagi penduduk darat.
Allah menginginkan kemartianku dalam kerinduan padanya, dengan begadangnya mata untuk meraih kebaikan hidup sesudah mati."
          Mendengar ucapan tersebut, orangg-orang merasa terkesiap. Sontak mereka bertakbir. Ummu Ibrahim beranjak bangun lalu berkata, "wahai Abu Ubaid, demi Allah aku telah ridha dengan bidadari itu sebagai pendamping Ibbrahiim. Apakah engkau mau menikahkan merek  sekarang juga, dengan mengambil dariku sepuluh ribu dinar sebagai maharnya? Semoga Allah menjadikannya pahlawan yang mati syahid, sehingga mampu memberi syafa'at bagiku dan bapaknya di hari kiamat."
Abu Ubaid berkata, " baiklah aku bersedia. Semoga kalian berdua mendapat keberuntungan yang besar." Sang ibu berteriak, "Hai Ibrahim...hai Ibrahim..." Lalu seorang pemuda tampat berkelebat keluar dari kerumunan manusia smabil berkatta, "baiklah ibu, baiklah ibu." "Wahai anakku, apakah engkau rela dengan sebagai istrimu, dengan jantungmu yang kau korbankan di jalan Allah sebagai maharnya?" tanya sang ibu. " Baiiklah ibu, aku bersedia," jawab Ibrahim.
           Ibunya pun bergegas kerumah mengambiil uang sepuluh ribu dinar. Kemudian uang itu diletakkan dii kamar Abu Ubaiid. Setelah itu ia menengadah ke langit sambil berdo'a, "Ya Allah saksikanlah, bahwa aku menikahkan anakku dengan bidadari. Sebagai maharnya, ia akan mengorbankan dirinya dalam perang di jalan-Mu. Maka terimalah ini wahai Dzat Yang Paling Mengasihi."
          Lalu ia berkata kepada Abu Ubaid, "sepulur ribu dinar ini adalah mahar bagi bidadari itu. berbekallah dengannya dalam perang  di jalan Allah.
Wanit itu lalu pergi membeli kuda dan alaat perang yang bagus serta bekal perjalanan beberapa hari dan menitipkan pesan kepada Ibrahim dengan apa yang ia lihat dan apa yang ia dengar. para Mujahidin yang lain pun sedang menata bekal berperang.
         Ketika hendak berpisah dengan anaknya, wanita itu mengeluarkan kafan dan memberikan miinyak wangi-yang biasa ditaburkkan ke tubuh mayat-kepadanya. ia menatap sang anak, seakan-akan jantungnya membuncah keluar dada. "Kalau kamu bertemu musuh, pakailah kain kafan ini dan taburkan minyak wangi ini ke tubuhmu. Jangan sampai Allah melihatmu lalai di jalan-Nya," pesannya.
Ia mendekap anaknya, memeluk dan menciumnya, lalu berkata, "pergilah anakku. Allah tak akan mempertemukanku denganmu, kecuali kelak di hadapan-Nya di hari kiamat.
Ibrahim pergi bersama pasukan. Pandangan sang ibu mengikutinya samapai ia tak terlihat lagi. ketika pasukan telah sampai di negeri musuh dan masing-masing telah siap tempur, Ibrahim maju ke barisan terdepan. Dimulailah peperangan. Anak panah beterbanggan mengiringi para pahlawan yang sedang berjuang.
         Sementara itu, Ibrahim berhasil menyusup ke barisan musuh dan memporak-porandakannya. Ia berhasil membunuh lebih dari tiga puluh tentara musuh. Ketika musuh menyadari serangan Ibrahim itu, maka mereka mengepungnya. Ada yang menombaknya, memukul, dan menyerangnya. Ibrahim tetap tegar melakukan perlawanan, sampai akhirnya staminanya menurun. Ia terjatuh dari kudanya  dan segera dihabisi lawan.
           Pertempuran ini pun dimenangkan kaum Muslimin yang berhasil memukul mundur pasukan musuh. Mereka pulang kembali ke Basrah. Sesampainya disana, semua penduduk keluar menyambutnya. Laki-laki, anak-anak, dan orang tua renta.
Ummu Ibrahim di di massa itu. Ia menatap tajam setiap pasukan. Ketika melihat Abu Ubaid, ia menghampirinyya dan bertanya, "wahai Abu Ubaid, apakah Allah menerima hadiahku sehingga aku bahagia, atau ia mengembalikannya sehingga aku kecewa?" Abu Ubaid menjawab, "Allah telah menerima hadiahmu. Aku berdo'a semoga anakmu sekarang bersama para syuhada' yang dirahmati.
Seketika itu ia berteriak, "Segala puji bagi Allah yag mengabulkan keinginanku dan menerima ibadahku." Ia berlari pulang ke rumah-yang kini sendiri ia tinggali sendiria setelah berpisah dengan anaknya-dengan sangat gembira. Ia menciumi kasur Ibrahim dan mendekap bajunya hingga tertidur.
          Keesokan harinya Ia segera bergegasa menuju majelis Abu Ubaid. Sesampainya disana, ia berkata, " wahai Abu Ubaid bergembiralah..bergembiralah..". Abu Ubaid bertanya, "engkau tak henti-hentinya hai Ummu Ibrahim..apa yang terjadi?" Wanita itupuun berkata, "semalam aku melihat anakku telah berada dalam taman yang indah. Di atasnya ada kubah hijau. Ia berbaring di atas kasur yang terbuat dari mutiara. Di atas kepalanya ada mahkota yang berkilauan. Ia berkata kepadaku, "wahai ibu, bergembiralah! Maharku telah diterima, dan pengantin pun telah bersanding
Subhanallah begitu luar biasa sekali cerita ini, begitu banyak makna yang dapat kita petik darinya. Diantara makna tersebut adalah:
1.  Keyakinan seorang ibu akan janji surga kepada syuhada, sehingga ia tidak menghalangi anaknya. Sekarang kita lihat orangtua kita yang begitu takut jika anaknya  ingin berjihad.
2. Keyakinan seorang pemuda yang begitu yakinnya ia akan balasan yang akan diterima ketika ia berjuang di jalan Allah.
3. Keimanan yang begitu kuat antara ibu dan anak yang sangatlah patut kita contoh dan ditiru.





         Semoga setelah membaca kisah ini, kita mempersiapkan diri kita untuk berjuang di jalan Allah ini. Tentunya dengan perbekalan yang cukup baik dari segi ilmu, keimanan, dan ketaqwaan kita!!
Dan terakhir mari kita renungkan ayat Al-Qur'an ini:
3:169





3:170

3:171

3-169: Dan jangan kamu mengira orang yang mati di jalan Allah itu mati; bahkan mereka hidup di sisi Rabb (Tuhan) mereka dan mereka mendapat rezeki.
3-170: Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia yang Allah berikan kepada mereka dan mereka bersukacita terhadap orang di belakang mereka (yang tetap mencari syahid), bahwa tidak ada kekhawatiran bagi mereka dan mereka (juga) tidak bersedih hati.
3-171: Mereka bergembira dengan nikmat dan karunia Allah, dan sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang yang beriman. (QS 3:169-171)


         Inilah luar biasanya balasan bagi orang yang mencari syahid dijalan Allah, semoga termasuk ke dalam golongan ini nantinya. AAmiin ya rabbal 'aalamiin.

Semoga bermanfaat ya ikhwah:-)

0 comments:

Post a Comment