Saturday, December 12, 2015

Seputar Natal dan Tahun Baru


            Setiap tahun sudah menjadi umum bahwa perayaan natal dan tahun baru senantiasa dilaksanakan, dan sudah menjadi hari libur nasional. Tak ada masalah dengan perkara ini, karena ia merupakan perayaan umat Kristiani. Yang menjadi masalah adalah Muslim ikut-ikutan dalam perayaan tersebut. Bahkan terkadang dipaksa untuk ikut dalam perayaan tersebut.
            Sudah menjadi umum ketika menjelang natal di pusat-pusat perbelanjaan banyak kita jumpai pegawainya memakai topi santa claus, tak masalah jika ia Kristen. Namun nyatanya banyak yang ditemukan adalah wanita-wanita yang memakai jilbab yang menggunakan topi santa claus. Ini yang menjadi masalah.
            Adapun santa claus sendiri tidak ditemukan sedikit pun kisahnya dalam Alkitab.  Ia berasal dari mitologi Yunani, tentang kisah Dewa Odin yang naik rusa kutub yang mendarat di atas cerobong asap rumah, lalu memberikan hadiah, dan identik dengan memberikan melalui kaos kaki. Hal ini diakui sendiri oleh orang Kristen. Adapun kisah tentang Uskup Santo Nicholas yang ditarik rusa kutub untuk membagi-bagikan hadiah, ini pun hanya mitos. Yang pada intinya bisa ditarik kesimpulan santa claus ini banyak diwarnai mitos dan tidak ada kepastian sumbernya.
            Berikutnya tentang perayaan natal itu sendiri, bahwa benarkah hari lahir Yesus itu tanggal 25 Desember? Mari kita lihat apa yang disebutkan Alkitab
Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria. Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri. Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem,  —  karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud  — supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung. Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam.Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan.Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuan, di kota Daud. ( Lukas 2:1-11)
            Yesus lahir ketika gembala-gembala yang menjaga ternak pada waktu malam. Jika itu terjadi di bulan Desember, maka kondisi kota Betlehem sangat dingin. Maka kemungkinan terjadinya adalah sebelum itu. Ada yang menyebutkan sekitar bulan Oktober. Dan jelas Alkitab tidak memberikan pasti tanggalnya.
            lalu mengapa tanggal 25 Desember menjadi perayaan kelahiran Yesus?
            Pada abad ke 4 lebih tepatnya tahun 325 Masehi, ketika terjadi Konsili Nicea dimasa kaisar Konstantin yang beragama pagan. Salah satu hal yang dilakukan ketika itu adalah, mengkristenkan apa-apa yang ada di agama pagan. Salah satunya adalah perayaan 25 Desember yang merupakan hari titik balik matahari pada musim dingin yang biasa dilakukan pemujaan dewa matahari Oleh orang-orang pagan.
            Pada masa natal juga terdapat berbagai atribut lain, seperti pohon natal dan lain sebagainya. Adapun pohon natal yang biasa dilambangkan dengan pohon cemara yang  sisi-sisinya akan digantungkan apel, melambangkan penebusan yang akan datang. Dan untuk pohon sendiri, sudah lama digunakan sebagai bentuk pemujaan di zaman pra-Kristen.
            Begitu banyak mitos dan percampuran dengan ritual-ritual kaum pagan yang terjadi dalam perayaan natal ini. Maka tak heran jika tak semua Kristen merayakan perayaan ini. Bagi mereka yang mengetahui hakikat perayaan ini, maka ia tidak merayakan perayaan natal. Karena menurut mereka ini tidak bersumber dari Alkitab.
            Selanjutnya bagaimana dengan Tahun baru Masehi? Perayaan memperingati tahun baru telah lama dikenal di dunia, dan berasal dari kaum pagan. Adapun perayaan tahun baru sekarang kemungkinan besarnya berasal dari perayaan yang dilaksanakan oleh Kaisar Julius pada tahun 46 SM, untuk merayakan hari dewa Janus yang dari namanya lah kata bulan Januari diambil. Pada perayaan ini orang berpesta dan melakukan hal-hal yang amoral. Adapun orang-orang Kristen melaksanakan ibadah pada tahun baru, sebagai refleksi rohani mereka. Dengan berdo’a pada malam tahun baru, dan pergi ke gereja pada pagi hari ditanggal 1 Januari atau dihari minggunya.
            Dewasa ini, perayaan tahun baru juga tidak jauh-jauh dari itu. Bahwa perayaannya dilaksanakan dengan hura-hura, bahkan tidak sedikit terjadi kasus perzinahan dimalam tahun baru. Orang-orang berpesta pora, hanya untuk satu malam. Dan mirisnya banyak didalamnya adalah Muslim.
Kesimpulannya tentang perayaan Natal dan Tahun Baru adalah, bahwa ia berasal dari perayaan pagan, dan ia kini menjadi perayaan orang-orang Kristen dan dijadikan ibadah bagi mereka. Lagi pula, jika ditinjau lebih jauh. Perayaan natal dan tahun baru yang begitu disemarakkan lebih menjadi lahan bisnis bagi para kapitalis, karena melihat pangsa pasar yang besar. Muslim menjadi salah satu target pasarnya.
 Maka bagaimana sikap kita sebagai Muslim? Jika kita ikut melaksanakan perayaan ini ada beberapa implikasi yang akan terjadi.
Pertama, jika ikut-ikutan menggunakan atribut natal dan tahun baru maka kita akan dimasukkan sebagai golongan mereka. Nabi bersabda, barangsiapa yang mengikuti suatu kaum, maka ia termasuk kaum tersebut ( HR. Ahmad)
Kedua, jika kita ikut ibadah dalam ibadah mereka. Seperti berdo’a bersama ataupun ikut dalam perayaannya. Maka kita dilarang untuk mengikuti ibadah mereka. Karena hal itu termasuk kemusyrikan dan termasuk menyekutukan Allah.
Ketiga, jika kita mengucapkan selamat natal. Maka berarti dengan sadar diri kita mengakui bahwa Allah itu punya anak. Dan ini sangat batil dan membuat Allah murka. Dalam Al-Qur’an Allah berfirman,

لَّقَدْ كَفَرَ ٱلَّذِينَ قَالُوٓا۟ إِنَّ ٱللَّهَ ثَالِثُ ثَلَٰثَةٍۢ ۘ وَمَا مِنْ إِلَٰهٍ إِلَّآ إِلَٰهٌۭ وَٰحِدٌۭ ۚ وَإِن لَّمْ يَنتَهُوا۟ عَمَّا يَقُولُونَ لَيَمَسَّنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Sesungguhnya kafirlah orang orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga", Padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan yang Esa. jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih. ( QS al-Maidah:73

وَقَالُوا۟ ٱتَّخَذَ ٱلرَّحْمَٰنُ وَلَدًۭالَّقَدْ جِئْتُمْ شَيْـًٔا إِدًّۭاتَكَادُ ٱلسَّمَٰوَٰتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنشَقُّ ٱلْأَرْضُ وَتَخِرُّ ٱلْجِبَالُ هَدًّاأَن دَعَوْا۟ لِلرَّحْمَٰنِ وَلَدًۭا

dan mereka berkata: "Tuhan yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak".Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar, Hampir-hampir langit pecah karena Ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka menda'wakan Allah yang Maha Pemurah mempunyai anak. ( QS Maryam:88-91)
            ketika kita mengatakan selamat hari natal, yang artinya selamat atas kelahiran Tuhan. Maka ini adalah perkataan kekafiran. Dan khawatirlah kita dengan ini Allah murka terhadap kita. jangan berdalih dengan toleransi. Toleransi dalam hal kehidupan sosial kita diperbolehkan. Namun toleransi dalam hal ibadah dan akidah kita dilarang. Dengan tegas dikatakan, bagimu agamamuu, bagiku agamaku. Jika dipaksa menggunakan atribut, beritahu bos kita bahwa hal itu dilarang dalam Islam. Jika tidak bisa juga, laporkan pada pihak yang memiliki wewenang Disnaker atau ke Ormas Islam. Jika karena itu dipecat tak masalah, Allah akan ganti dengan yang lebih baik. Terakhir, marilah kita renungi firman Allah ini,

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ ۚ إِنَّ ٱلسَّمْعَ وَٱلْبَصَرَ وَٱلْفُؤَادَ كُلُّ أُو۟لَٰٓئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔولًۭا
dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (QS al-Isra’:36)







0 comments:

Post a Comment