Monday, March 10, 2014

Abdurrahman bin Auf; Shahabat Nabi yang Senang Berbagi

Belajar Berbagi Dengan Ikhlas Dari Shahabat Nabi Yang Kaya Raya

       

         Abdurrahman bin Auf lahir sepuluh tahun sebelum peristiwa tentara Abrahah menyerang ka'bah. Nama lengkap beliau adalah Abdurrahman bin Auf bin Abd Auf bin al-harits bin Zahrah bin Kilab bin az-Zuhri al-Quraisy. Ibunya bernama asy-Syifa, pada masa jahiliyah nama beliau Abd Umar atau Abd al-Harits. Ia adalah salah satu sahabat nabi yang dijamin masuk surga.
          Abdurrahman bin Auf adalah seorang shahabat yang sangat kaya dan dermawan. Selain itu, beliau juga memiliki ketekunan dan etos kerja yang sangat tinggi.Hal ini ia perlihatkan ketika peristiwa hijrahnya kaum Muhajirin dari Makkah ke Madinah. Lalu Rasulullah mempersaudarakan Abdurrahman bin Auf dengan Sa'ad bin Ar-Rabi'. Sa'ad menawarinya separuh dari hartanya dan istrinya untuk Abdurrahman bin Auf, namun beliau menolaknya dan meminta sa'ad menunjukkannya dimana letak pasar. Setelah ia diantarkan ke pasar. Maka ia membeli barang, lalu menjualnya kembali. Dan ia pun mendapatkan banyak keuntungan dari perniagaan itu.

           Abdurrahman bin Auf pun pernah memberikan tunjangan k epada sahabat-sahabat nabi shalallahu 'alaihi wa sallam yang ikut perang Badar. Ia memebrikan tunjangan sebanyak empat ribu dinar emas untuk seratus sahabat. Jika kita konversikan harganya kira-kira masing-masing sahabat menerima Rp. 9.496.000.000(sembilan miliar empat ratus sembilan puluh enam juta) dan jika dikalikan seratus orang maka jumlahnya sebesar sembilan ratus empat puluh sembilan miliar enam ratus juta. Sebuah jumlah yang sangat fantastis jumlahnya. Karena hampir mencapai satu triliun.
        Begitulah dermawannya Abdurrahman bin Auf. Bahkan beliau pernah menginfakkan setengah dari hartanya untuk jihad fi sabilillah. Karena begitu kayanya ia. Rasulullah pernah khawatir akan hal ini. Maka Rasulullah memerintahkannya untuk meminjamkan kekayaannya. Sabda nabi kepada Abdurrahman bin Auf, " Wahai Ibu Auf, engkau termasuk golongan orang yang sangat kaya, engkau tidak akan masuk surga kecuali dengan merangkak, oleh karena itu, pinjamkanlah kekayaan itu kepada Allah, agar Allah Ta'ala meringankan kedua kakimu." Mendengar sabda Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam ia bertanya, "Bagaimana cara saya meminjami Allah wahai Rasulullah?". Jawab Rasulullah, "Jibril mendatangiku, dan ia berkata kepadaku; perintahkanlah dia menjamu para tamu, bersedekahlah meski kamu dalam bencana atau musibah, dan berilah makan orang-orang miskin. Mendengar Sabda Nabi demikian, maka ia pun melaksanakannya dengan sepenuh hati dan sungguh-sungguh.
           Sangat luar biasanya beliau dalam  berbagi dan mensedekahkan hartanya di jalan Allah. sangatlah patut kita contoh dan teladani. Agar kita tidak menjadi kikir, pelit, dan bakhil terhadap harta kita yang malah membuat kita nantinya sengsara di neraka. aMaka hindarilah sifat kikir dan bakhil itu. Saya akan mengutip beberapa perkataan shahabat dan hadits Nabi tentang perkara ini.
Abu Bakar ‘Ashidiq RA. berkata : 
“Orang yang bakhil atau kikirtidak bisa lepas dari salah satu tujuh perkara berikut : 
1. Ketika ia mati, hartanya akan diwarisi oleh orang yang akan menghabiskan dan membelanjakannya untuk sesuatu yang tidak diperintahkan Allah;
2. Allah akan membangkitkan penguasa zhalim yang akan merenggut seluruh hartanya setelah menyiksanya terlebih dahulu;
3. Allah menggerakkan dirinya untuk menghabiskan harta bendanya;
4. Muncul ide pada dirinya mendirikan bangunan di tempat yang rawan bencana, sehingga bangunan berikut semua harta yang disipan di dalamnya lalu ludes;
5. Dia ditimpa musibah yang dapat menghabiskan hartanya, seperti tenggelam, terbakar, mengalami pencurian dan sebagainya;
6. Dia tertimpa penyakit kronis sehingga hartanya habis untuk berobat;
7. Dia menyimpan hartanya disebuah tempat, kemudian ia lupa tempat itu, sehingga hartanya hilang.”

Rasulullah SAW bersabda : "Hati-hatilah dari sifat kikir karena sesungguhnya ia telah menghancurkan umat-umat sebelum kalian." (H.R. Muslim)

Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata: Jadilah orang yang dermawan tapi jangan jadi pemboros. Jadilah orang yang hidup hemat, tapi jangan jadi orang yang kikir. (Al-Mukhtarah min Hikam Amiril Mukminin sa: 14)


        Demikianlah beberapa kutipan yang saya ambil semoga bisa membuka cakrawala kita untuk terus berbagi dan berbagi, tanpa ada rasa apa yang kiya beri itu cukup. Karena begitu pelitnya kita jika berfikir seperti itu, sedangkan orang-orang yang mulia seperti Shahabat Nabi Abdurrahman bin Auf yang sudah dijamin masuk surga pun begitu dermawannya ia kepada semua orang. Untuk merenungi kekikiran kita terhadap sifat kikir kita selama ini. Yuk, kita renungi ayat berikut ini.












Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. ( QS Ali Imran:180)











 Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya  karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal. ( QS al-Isra':29)

              Semoga ayat-ayat di atas dapat membuka pintu hati kita, agar tidak kikir terhadap harta kita dan senantiasa membagikannya dan membantu yang membutuhkan. Sehingga kita terhindar dari semua adzab Allah karena suka bakhil terhadap harta. Tidakkah kita takut akan ancaman Allah bahwa harta yang kita perbuat dengan bakhil akan menjadi kalung di leher kita di hari kiamat? Untuk itu marilah kita berbenah dan semoga termasuk golongan yang dimaksudkan Allah di dalam ayat di bawah ini,


Dan barang siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung
(QS al-Hasyir:9)

          Semoga pemaparan di atas dapat membuka hati kita untuk mulai bersedekah dan menginfakkan harta kita di jalan Allah. Apalagi sekarang telah banyak sarana untuk itu semua. Bukan harus uang, namun bisa dalam bentuk ilmu, informasi dan banyak lagi yang dapat kita bagikan kepada orang lain. Jadi tidak ada alasan lagi untuk tidak saling berbagi.

Semoga Bermanfaat Ya Ikhwah:-)

0 comments:

Post a Comment